Tugas ISD (Peran Arsitektur Terhadap Teknologi dan Ekonomi)
( Peran Arsitektur Terhadapa Teknologi dan Ekonomi )
BAB
I
Pendahuluan
A.
Latar Belakang
Perkembangan
dunia dalam segi pembangunan membawa pengaruh yang kuat terhadap perkembangan
di berbagai bidang, seperti arsitektur. Perubahan zaman menuntut arsitek lebih
berperan dalam meningkatkan kemajuan pembangunan dalam negeri. Bersamaan dengan
itu maka peran arsitek bukan hanya membangun satu bangunan berdiri kokoh tetapi
membuat bagaimana satu bangunan dapat berdiri serta mencerminkan identitas
bangsa, seperti halnya icon negeri yaitu Monas, Tugu Tani dan lain sebagainya.
Tuntutan ini
perlu diimbangi dengan sebuah sumber daya yang dapat mendukung kinerja
arsitektur. Sumber daya yang dapat digunakan seperti pemanfaatan teknologi
dalam ilmu arsitek. Penggabung dari berbagai bidang ilmu ini dan munculnya
bahan-bahan bangunan baru serta teknologi, seorang arsitek akan mampu
memfokuskan dari aspek teknis bangunan menuju ke estetika.
B.
Rumusan Masalah :
1.
Hubungan Arsitektur dengan Teknologi
Informasi ?
2.
Perbandingan Arsitektur terdahulu
dengan sekarang ?
3.
Manfaat Teknologi dibidang Arsitektur
?
4.
Hubungan perkembangan Arsitektur
dengan Revolusi Industri ?
5.
Peranan Arsitektur dalam Investasi
Sosial ?
C.
Tujuan :
1.
Agar
masyarakat lebih memahami mengenai hubungan teknologi dengan bisang Aristektur
2.
Mengetahui
perbedaan Arsitektur terdahulu dan sekarang
3.
Mengetahui
Maafaat Teknologi pada Arsitektur
4.
Memberi
tahu bahwa perkembangan Arsitektur juga terkait dengan Revolusi Industri
5.
Memberi
tahu peranan Arsitektur dalam investasi sosial
BAB
II
Pembahasan
A. Teknologi Informasi Dalam Bidang Arsitektur
Teknologi, di pihak lain, adalah
aplikasi dari prinsip-prinsip keilmuan, sehingga menghasilkan sesuatu yang
berarti bagi kehidupan manusia. Aplikasi prinsip-prinsip ini dapat dalam
lapangan teknik maupun sosial. (supriadi, 1994;116).
Terkait teknologi, komputer dalam dunia arsitektur
telah dimulai sejak komputer ditemukan. Bentuk keterlibatan itu tentu tidak
sama dengan yang kita pikirkan saat ini. komputer generasi terkini menghasilkan
gambar-gambar yang sangat realistis, itu seolah-olah menjadi bukti dominan
keterlibatan komputer dalam arsitektur. Sedangkan komputer generasi
terdahulunya, pertama kali komputer terlibat dalam desain arsitektur dalam
bentuk bantuan menghitung konstruksi, penggambaran dan semacamnya.
Proses arsitektur memanfaatkan
komputer sejalan dengan perkembangan kemampuan komputer. Saat komputer generasi
baru mampu melakukan perhitungan berat seperti yang diperlukan pada proses
render arsitektur 3D, maka dunia desain arsitektur menanggapi dengan optimis
dan ketertarikan yang tinggi. Dari hal tersebut gambar-gambar presentasi desain
arsitektur nyaris tidak dapat dibedakan dengan kondisi nyata. Jika kita memakai
proses desain yang paling sederhana, yang telah dipakai oleh para arsitek sejak
ratusan tahun yang lalu, maka terlihat bahwa komputer dapat berperan di tahap
mana saja.
B. Perbandingan
Antara Desain Arsitektur Dahulu dan Sekarang
(KOMPUTERISASI)
Pembuatan Sketsa Awal (gagasan awal untuk
diskusi dengan klien maupun tim perencana baik secara 2D, 3D, animasi maupun virtual
reality), Dalam hal pembuatan sketsa awal, hasil analisis, dibandingkan
dahulu dengan era sekarang adalah: dahulu para arsitek, dalam membuat konsep menggunakan
sketsa tangan, dan visualisasi warna menggunakan, pencil warna, spidol, cat
air, cat minyak, sedangkan era sekarang pembuatan sketsa bukan saja manual akan
tetapi bisa melalui media smart phone, net book dan computer serta berbagai
pengolahan data dengan software-software yang berkaitan dengan desain interior.
Divisualisasikan melalui olahan render, salah satunya yakni software AutoCad.
Perhitungan-perhitungan (konstruksi,
fisika bangunan), Dalam hal perhitungan-perhitungan, hasil analisi, dibandingkan
dahulu dengan era sekarang adalah: dahulu para arsitek, perhitungan biaya bisa
menggunakan mesin hitung, kini ada beberapa mesin hitung yang bias diadopsi
dari software-sofware terkait beitupun juga perhitungan konstruksi.
Pengembangan Desain (menuju ke karya
desain yang lebih terpadu dalam bentuk animasi maupun virtual reality yang
dapat dilakukan secara manual maupun otomatis dengan teknik morphing),
Dalam pengembangan desain, hasil analisis, dibandingkan dahulu dengan era
sekarang adalah: dahulu para arsitek, dalam pengembangan desain bisa saja
menggunakan sketsa dan gambar dengan bantuan meja gambar teknik, kini diera
sekarang lebih terpadunya menggunakan sketsa, gambar kerja dengan bantuan
komputer dengan software Auto Cad, 3D Max, Sketchup, dengan file berupa soft
copy dan hard copy berupa hasil print. Pada proyek besar kini animasi juga
dilibatkan untuk lebih terpadunya keseluruhan pengembangan desain yang ingin
dipresentasikan.
Presentasi (penyajian produk desain
akhir), Dalam Presentasi, hasil analisis, dibandingkan dahulu dengan era
sekarang adalah: dahulu para arsitek dalam mempresentasikan desain masih berupa
media yang didukung keterampilan tangan atau manual, kini dengan komputer
berupa software auto cad, 3D Max, sketchup,3D Maya, dan virtual
pendukung lainnya, presentasi dapat lebih mudah menerjemahkan maksud
desainer/arsitek ataupun menerjemahkan keinginan klien, akurasi gambar lebih
tepat dan visualisai lebih nyata. Sehingga bagi klien yang sedikit awam tidak
kebingungan untuk mengerti presentasi desain yang disajikan.
Pembuatan gambar kerja, Dalam
pembuatan gambar kerja, hasil analisis, dibandingkan dahulu dengan era sekarang
adalah: dahulu para arsitek membuat gambar kerja dengan bantuan meja gambar
teknik, sedangkan kini meja gambar teknik sedikit-demi sedikit mulai
ditinggalkan diganti dengan software autocad pada komputer untuk
mendapatkan akurasi dan kecepatan penyelesaian gambar kerja. Akan tetapi
pembuatan gambar kerja dalam hal perkuliahan masih dimanfaatkan pada mahasiswa
semester-semester kecil sebagai latihan tangan dalam mengolah ketegasan garis
mahasiswa.
Pengarsipan Karya Desain (menyimpan
karya desain secara sistematis dan aman untuk dipergunakan di lain waktu).
Dalam pengarsipan karya desain, hasil analisis, dibandingkan dahulu dengan era
sekarang adalah: dahulu para arsitek sebelum ada komputer generasi baru yang
bisa menjalankan software menggambar, arsip-arsip disimpan pada rack dan almari
simpan, kini pengarsipan secara sistematis bias disimpan di komputer pada
folder-folder berupa soft copy dan internet melalui email, arsip-arsip dalam
bentuk Hard copy juga masih dibutuhkan, sebagai bagian dari portfolio.
File-file di komputer dikatakan aman apabila juga di transfer datanya pada
cd/dvd untuk antisipasi kerusakan dari komputer.
C.
Manfaat Teknologi di bidang Arsitektur
Dalam bidang
arsitektur bukan hanya pengguna bangunan yang akan menikmati tekonologi yang
maju, namun juga dinikmati oleh pihak perancang banguna. Di bidang bangunan /
arsitektur, manusia akan lebih dimudahkan hidupnya dengan bantuan IT. Kegiatan
perancangan dan pembangunan gedung pasti membutuhkan beberapa data yang
mendukung untuk dibangunnya suatu gedung / rumah. Dengan ternik konvensional
pengumpulan data cukup sulit untuk dilakukan dan pada akhirnya kesesuaian
antara spesifikasi bangunan dan keadaan sesungguhnya menjadi berkurang. Akan
tetapi seiing dengan majunya teknologi informasi, kegiatan pengumpulan data
menjadi lebih cepat dan lebih sesuai dengan kriteria dari jenis bangunan yang
akan dibuat (misalnya data kelembaban tanah, data kadar air tanah, data jumlah
populasi dalam suatu daerah, data tingkat polusi udara, dan lain-lain). Dengan
pengaplikasian IT pada arsitektur, pencemaran lingkungan dan kerusakan alam
dapat diminimalisir dan tingkat keamanan dari bahaya semakin meningkat.
Selain
kemudahan yang dialami oleh pihak perancang / arsitek, ada juga kemudahan bagi
para pengguna bangunan. Ketika IT sudah terintegrasi dengan semua bagian rumah,
segala urusan yang seringkali membuat repot dapat diminimalisir. Pencegahan
dari terjadinya bahaya mengancam seperti pencurian dan kebakaran, bahkan
pencegahan dari hal sepele seperti jemuran yang basah terkena hujanpun membaik.
Contoh
pengaplikasian dari IT di bidang arsitektur bagi arsitek yaitu penggunaan
internet untuk mendapatkan berbagai macam model bangunan yang hendak dibuat.
Dengan menggunakan search engine seperti google.com, yahoo.com, altavista, dan
sebagainya seorang arsitek dapat menemukan inspirasi dan memilih model yang
akan digunakan. Selain itu informasi keadaan daerah yang akan dibangunpun dapat
dicari menggunakan search engine atau menggunakan aplikasi peta seperti Google
Earth.
Penggunaan
internet memang baik, namun dalam hal model bangunan tidak selalu sesuai dengan
pikiran sang arsitek dan keinginan konsumen. Ada kalanya kita harus menggunakan
cara lain seperti penggunaan aplikasi 3D yang terhubung dengan layanan peta
internet seperti Google Maps atau Wikimapia yang digunakan untuk merancang
bangunan secara cepat, akurat, dan sesuai dengan keinginan konsumen. Demikian
juga mengenai informasi dareah tempat bangunan yang didapat dari internet tidak
selalu dapat dipercaya. Seorang arsitek nantinya akan menggunakan alat untuk
melihat struktur tanah melalui tingkat suhu dan kelembaban tanah dengan
menggunakan sensor thermal dan sensor kadar air, serta alat penguji tingkat
kebisingan menggunakan sensor suara untuk memastikan bangunan yang didirikan
menjamin kesehatan psikologi dari pemilik bangunan.
Sedangkan
contoh pengaplikasian dari IT di bidang arsitektur yang memudahkan pemilik /
pengguna bangunan yaitu penggunaan sensor cahaya untuk menyalakan lampu secara
otomatis, penggunaan sinyal Bluetooth dan teknologi enkripsi untuk membuka pintu
pagar secara otomatis sehingga pemilik rumah tidak perlu repot-repot turun dari
mobil untuk membuka pagar namun rumah tetap dapat dipastikan aman, RFID dan
fingerprint sebagai pengganti kunci ruangan, penggunaan clock untuk mengatur
jadwal alat pembersih ruangan, jadwal pengisian air bak mandi, jadwal aktifnya
AC ataupun penghangat ruangan, penggunaan solar cell untuk menghapus biaya
listrik dan menghemat bahan bakar fosil, penggunaan dsb.
D.
Hubungan Perkembangan
Arsitektur dengan Revolusi Industri
Revolusi
Industri membuka pintu untuk konsumsi umum, sehingga estetika
menjadi ukuran yang dapat dicapai bahkan oleh kelas menengah. Dulunya
produk-produk berornamen estetis terbatas dalam lingkup keterampilan yang
mahal, menjadi terjangkau melalui produksi massal. Produk-produk sedemikian
tidaklah memiliki keindahan dan kejujuran dalam ekspresi dari sebuah proses
produksi.
Ketidakpuasan terhadap situasi
sedemikian pada awal abad ke-20 melahirkan pemikiran-pemikiran yang mendasari Arsitektur Modern, antara
lain, Deutscher Werkbund
(dibentuk 1907) yang memproduksi obyek-obyek buatan mesin dengan kualitas yang
lebih baik merupakan titik lahirnya profesi dalam bidang desain
industri. Setelah itu, sekolah Bauhaus
(dibentuk di Jerman tahun 1919) menolak masa lalu sejarah dan memilih melihat
arsitektur sebagai sintesa seni, ketrampilan, dan teknologi.
Ketika Arsitektur Modern mulai
dipraktikkan, ia adalah sebuah pergerakan garda depan dengan dasar
moral, filosofis, dan estetis. Kebenaran dicari dengan menolak sejarah dan
menoleh kepada fungsi yang melahirkan bentuk. Arsitek lantas menjadi figur
penting dan dijuluki sebagai “master”. Kemudian arsitektur modern masuk ke
dalam lingkup produksi masal karena kesederhanaannya dan faktor ekonomi.
Namun, masyarakat umum merasakan
adanya penurunan mutu dalam arsitektur modern pada tahun 1960-an,
antara lain karena kekurangan makna, kemandulan, keburukan, keseragaman, serta
dampak-dampak psikologisnya. Sebagian arsitek menjawabnya melalui Arsitektur Post-Modern
dengan usaha membentuk arsitektur yang lebih dapat diterima umum pada tingkat
visual, meski dengan mengorbankan kedalamannya. Robert Venturi berpendapat
bahwa “gubuk berhias / decorated shed” (bangunan
biasa yang interior-nya dirancang secara fungsional sementara eksterior-nya
diberi hiasan) adalah lebih baik daripada sebuah “bebek / duck” (bangunan
di mana baik bentuk dan fungsinya menjadi satu)
E.
Peranan Arsitektur dalam Investasi
Sosial
Dalam arsitektur, konteks investasi bidang sosial, lingkungan dan ekonomi
porsinya sama penting, tergantung fungsi bangunannya. Bila fungsi bangunan
sosial (misalnya Bale Banjar) tentunya dalam perencanaannya
pertimbangan-pertimbangan benefit sosial lebih menonjol daripada pertimbangan
ekonomi. Namun begitu konsep investasi lebih dominan dalam konteks ekonomi dan
bisnis. Selain karena paradigma pembangunan lebih ke arah model
pertumbuhan/keuntungan ekonomi dan profit, bangunan fisikpun pada dasarnya
dibuat dengan biaya (cost) yang harus diperhitungkan ekonomisasinya. Juga dalam
realitasnya pembangunan fisik dominan bangunan dengan fungsi ekonomi, yang
harus diperhitungkan pengembalian modal investasinya, seperti bangunan
komersial pertokoan, perkantoran, pendidikan, restoran, perhotelan, real estate
dan sebagainya.
Dalam konteks arsitektur dan bangunan, investasi ekonomi dilihat sebagai
investasi modal (capital invesment) yaitu modal guna merancang dan membangun
arsitekturnya, dan ia mendapat posisi dan peran penting dalam perancangan
arsitektur. Sekalipun dalam investasi ekonomi subyek bahasannya lebih pada
pertimbangan-pertimbangan ekonomi dan bisnis, dan ia ada pada disiplin ilmu
lain, namun dalam konteks arsitektur sang arsitek dituntut memahami
prinsip-prinsip investasi dalam bidang bangunan, arsitek yang berwawasan
ekonomi bangunan.
Arsitek dapat juga dilibatkan dalam perencanaan bisnis, dalam proses ini
arsitek berperan sebagai konsultan, yang dengan pengetahuan dan wawasannya
dibidang disain arsitektur dan ekonomi bangunan, bertugas memberi masukan
desain arsitektur yang baik dan layak secara ekonomi bisnis, layak lingkungan
dan dapat dicapai secara teknis. Dengan demikian ia memperkaya pengetahuan dan
wawasan desain para client, owner ataupun share holder yang hendak membangun
proyeknya.
BAB
III
Kesimpulan
·
Arsitektur adalah ilmu yang digunakan dalam membuat
sebuah bangunan baik itu skala besar maupun kecil. Pemanfaatan teknologi
informasi di dalam bidang arsitektur dirasa sangat dibutuhkan karena dengan
dukungan teknologi dapat mempermudah serta meningkatkan kinerja arsitektur.
Seperti dalam Pembuatan Sketsa Awal, dahulu para desainer dan arsitek
dalam membuat konsep menggunakan sketsa tangan, dan visualisasi warna
menggunakan, pencil warna, spidol, cat air, cat minyak, sedangkan dengan
memanfaatkan teknologi pembuatan sketsa dapat dikerjakan melalui media smart
phone, net book dan computer serta berbagai pengolahan data dengan
software-software yang berkaitan dengan desain interior.
Dengan adanya dukungan teknologi dalam bidang
arsitektur dapat mempermudah kerja serta memberikan keuntungan
seperti Pembelajaran lebih efektif dan efisien,
·
Dalam
proses perencanaan bisnis dan investasi guna mendapatkan rumusan kriteria
arsitektur yang baik, kedudukan dan peran arsitek adalah sama pentingnya dengan
profesi lainnya. Arsitek adalah mitra kerja para perencana bisnis, mitra owner,
mitra share holder maupun stake holder. Arsitek dan arsitektur bukan sekedar
sub ordinat, pelengkap, ataupun sekedar pelayan desain dalam proses investasi
bisnis. Ia tidak mudah disetir dan diarahkan begitu saja guna merancang
arsitektur bangunan yang terlihat baik secara ekonomi bisnis namun jelek secara
arsitektur, dan berdampak negatif bagi lingkungan dan sosial. Dengan
profesionalismenya arsitek memberi advis dan saran tentang disain arsitektur
yang baik secara ekonomi, lingkungan dan teknis. Dengan demikian akan terjadi
dialog guna menghasilkan rumusan investasi bisnis dan kriteria arsitektur yang
optimum.
Referensi :
Ø http://damarustudio.blogspot.co.id/2010/11/peranan-teknologi-informasi-di-bidang.html
Ø https://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur
Ø https://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur
Komentar
Posting Komentar